Menyahat hati, sungguh.
Saat kau mencoba membohongi perasaan sendiri.
Pedihnya seperti tubuh mu tertusuk pisau.
Bersikap acuh dan dingin, padahal tak ingin.
Namun, realitas menyadarkan ku bahwa aku juga lelah disakiti.
Kala itu, aku masih berada di atas kapal kehangatan, kebahagiaan, dan rasa cinta.
Seketika angin pengkhianatan menerpa dan menjatuhkan ku ke lautan.
Lautan kekecewaan.
Ku pikir aku akan tenggelam. Ternyata aku masih terselamatkan.
Tersandar pada pelampung kepercayaan dan rasa yang masih ada.
Bertahan untuk beberapa saat.
Kemudian jarum kebohongan menusuk pelampung itu dan membuatnya kempis.
Tak ada lagi penopang.
Aku terseret ombak luka. Sangat deras arusnya.
Tak ada daya lagi untuk ku bertahan dalam lautan kekecewaan itu.
Akhirnya aku tenggelam.
Tanpa disadari aku berada permukaan laut.
Bertahan dengan keegoisan.
Saat aku menyerah, kenapa kau coba menguatkan?
Malah kepercayaan ku kau habiskan.
Tidak ada lagi yang aku inginkan.
Untuk sekarang, ku biarkan kau menjalankan.