Bab 1.
Ya ampun, kamu tidak akan bisa bayangkan betapa senangnya aku tadi. Tepat berada di sampingnya. Kamu pasti belum tahu, ya, dia si Pangeran Kopi. Bukan karena dia berkulit hitam layaknya kopi, tapi.. ssstt ini rahasia.
Ah! Hari ini hari yang menurutku sangat mengejutkan. Karena aku dikejutkan oleh berbagai kejadian yang.. ya mengejutkan. Salah satunya kejadian tadi. Aku tidak bisa bicara apa-apa lagi selain mencari temanku untuk membantu menyadarkan ku. Hanya saja aku tidak dapat menemukan siapapun disana. Aku hanya terpaku, melihatnya tersenyum dan tertawa bersama kedua temannya. Dia tepat di samping ku!
Tunggu sebentar, aku ingin meluruskan kalimat ku. Iya dia memang di samping ku, tapi dia membelakangi ku. Dan dia sama sekali tidak melihat ku. Miris sih tapi manis. Tidak apa-apa, karena ini baru permulaan, pikir ku. Pikiran yang lazim.
Dia bukan tidak menyadari keberadaan ku, hanya saja dia belum sempat untuk menyadarinya. Aku yakin dia akan menyadarinya nanti, entah kapan. Rumit memang. Hah! Dinamika remaja.
Aku, Nicole Sophia, gadis keturunan Prancis dan Sunda bertempat tinggal di Ibukota Jawa Barat, Bandung. Papa ku keturunan Sunda, dan Bunda ku keturunan Prancis. Mereka bertemu saat mereka sama-sama kuliah di ITB. Jika aku menceritakan hubungan mereka yang manis itu, aku yakin kamu tidak sanggup menahan haru dan cemburu ketika selesai mendengarkan kisah mereka itu. Sebut saja aku Nic atau Nicol.
Terlalu banyak tentang diriku. Menurutku itu tidak penting. Aku gadis berumur 16 tahun. Terdengar tidak ada yang spesial, itu benar. Hanya saja banyak rahasia yang menarik yang aku sembunyikan darimu. Salah satunya, Pangeran Kopi. Siapa sih dia? Apa aku boleh melewati bagian ini? Ah tidak. Baik aku akan memberitahukannya padamu.
Dia, lelaki seusiaku, lelaki berkulit putih dan tampan, hidungnya mancung, Zander Sonny, namanya. Setahu ku dia lebih sering dipanggil Zan. Kali pertama aku melihatnya adalah saat dia berada di kantin sekolah dan sedang menyeruput pelan kopi dengan bibir tipisnya. Tak sanggup aku melarikan diri, aku hanya bisa menatapnya. Meleleh. Betapa manisnya Zan. Dari peristiwa itulah aku menyebutnya si Pangeran Kopi.
Tidak mungkin aku langsung tahu namanya, apalagi nama lengkapnya. Aku terlalu dibuat penasaran olehnya. Aku mencari tahu informasi tentangnya, Oh Zan, kau membuatku gila. Kelasnya tidak terlalu jauh dari kelasku. Andai kamu tahu, hanya beberapa langkah untuk menuju ke kelasnya. Kecewanya aku, aku jarang melihatnya saat sekolah. Kejadian saat dia disamping ku itu saat aku pulang sekolah. Tapi, seperti yang sudah aku bilang tadi. Ini sekedar permulaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar