Senin, 22 Desember 2014

Sebuah Harapan

Kau tau, Tuhan menciptakanmu dengan sebuah alasan.

                               *sebentar (aku sepertinya pernah menulis tentang harapan, tapi, dimana ya?-_-) *lanjut
                               *sebentar lagi (aku ingat, ternyata aku menulisnya di buku harianku hehe) *lanjut

Tentunya, setiap manusia diciptakan dengan tujuan yang berbeda. Ada yang ditunjuk sebagai seorang pemimpin, ada lagi yang ditunjuk sebagai perusak? Apakah iya? Yang jelas setiap manusia menjadi aktor disini. Dan seharusnya, manusia sanggup memainkan perannya dengan sebaik-baiknya.

Jadi, jangan heran kalau kau menemukan tokoh yang mengganggumu, atau mungkin hampir membunuhmu. Itu sudah menjadi perannya. Sikapmu adalah melawan yang buruk, bukan? Melawan disini maksudnya, kau tidak perlu membawanya ke medan perang. Tapi yang perlu kau lakukan adalah mengakali dirimu untuk bisa mengalahkannya dengan kebaikan. Hah! Mungkin kata-kataku terlalu rumit untuk diterjemahkan, ya? Intinya, kau harus bisa menghadapi masalah tanpa harus merasa takut untuk kalah. Karena kalah bukan berarti kau mati, tapi kalah adalah permulaan untuk kau memenanginya.

Apapun yang kau lakukan, yakinkanlah dirimu untuk selalu bisa menjadi seperti kupu-kupu. Kupu-kupu tidak pernah bisa melihat keindahannya sendiri, tapi orang lain lah yang bisa melihat keistimewaan dirinya. Jika kau merasa tidak sanggup, yakinlah bahwa kau istimewa.

Lalu, jika kau menganggap dirimu lemah, yakinkanlah dirimu untuk selalu bisa menjadi kunang-kunang. Kunang-kunang adalah serangga kecil yang lemah tapi selalu berusaha untuk memancarkan cahaya dengan terang. Berusahalah. Kau tidak akan dilupakan.

Jika akhirnya kau sudah menyerah, jadilah bintang. Karena bintang hanya bersinar di saat malam hari. Bersinarlah di saat duniamu mulai menyelimutimu, bersinarlah sebelum semua kelelahan menggerogotimu.



*N.B
untuk kamu, iya kamu, yang udah ga sabar baca ini...
you always wonderful the way you are, and
keep be my moonlight, love you;) ;p

Minggu, 21 Desember 2014

Perenggutan kembali

Memilukan. Merinding. Perasaanku berkecamuk. Kenangan buruk itu muncul. Menarikku dari keceriaan. Menyeretku kembali ke kegelapan. Kenapa? Bayangan kelam itu selalu mengikutiku. Aku bergerak tanpa arah. Selalu ada yang menahanku pergi. Apapun yang kulakukan, aku kembali teringat. Kacau.


Saat ini aku duduk menghadap laptopku. Berusaha menuangkan apa yang aku rasakan. Siapa yang salah? Semua salah. Kenapa aku tidak bisa men-delete semua kejadian itu? Kejadian yang sangat mengerikan. Kejadian yang hampir merenggut hidupku. Merusak semuanya. Setiap kali bayangan hitam itu muncul di hadapanku, tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku tidak bisa lari. Aku ketakutan. Aku merinding. Aku tidak bisa bergerak. Kaku. Untuk kedua kalinya, kacau.