Sabtu, 30 Januari 2016

Hub. #2

Kau tau, Kasih? Apa yang dikatakan mereka itu benar. Yang mereka katakan tentang cinta tanpa kepercayaan itu bagai kapal tanpa kompas, memang benar. Kasih, bagaimana menurutmu?

Kepercayaan memang menjadi fondasi dalam sebuah hubungan. Tanpanya, apa yang dicoba dibangun tidak akan bertahan lama, benar kan, Kasih?

Kasih, mengapa kau selalu menganggap bahwa aku tidak lagi memercayaimu? Kau bilang karena aku tidak lagi memberitaukan alasan dan penyebab perubahan dari sikapku.

Kau salah, Kasih. Bukan aku tidak memercayaimu. Ini semua karena aku merasa jika aku memberitaukan alasan dan penyebabnya, itu tidak akan mengubah apapun. Itu yang selama ini aku rasakan, Kasih.

Memang benar tidak ada ruginya. Tapi seperti yang kau tau, Kasihku, aku merasa percuma membahasnya. Seperti yang kau lakukan ketika kau salah paham, aku berusaha meluruskan pandanganmu, tapi kau bilang tidak perlu dibahas lagi. Sungguh, itu tidak enak. 

Sama seperti itu, Kasih. Kau merasa tidak enak jika tidak mengetahuinya. Tapi memang, aku tidak ingin membahasnya. Aku lelah, Kasih. Kata maaf mampu mneguranginya, tapi tak mampu melupakannya. 

Tetapi, sesungguhnya siapa yang tidak memiliki kepercayaan itu, Kasih? Aku atau dirimu? Aku sudah berusaha untuk menghilangkan kesedihan, tapi kau memulainya lagi dengan berbagai prasangka yang sungguh jauh dari yang bisa kubayangkan.

Aku kali ini tidak mampu meluapkan emosiku dengan amarah, aku hanya bisa menangis, Kasih. Sudah jadi dini hari ke tiga, aku menangis dalam diam. Semuanya begitu sesak, Kasih. Mungkin kau merasakan hal yang sama. 

Dan yang seperti sudah kita lihat, walaupun kecurigaan itu sudah terbuktikan salah, namun kepercayaan itu memang tidak ada, keresahan akan terus ada, ya kan, Kasih?

Tolong jangan salahkan aku, Kasih. 

Sabtu, 23 Januari 2016

Gadis

Cerita ini bermula ketika air dari langit turun dengan derasnya di tengah malam yang sunyi. Suaranya yang memecahkan keheningan membuat gadis ini terbangun. Suara hujan malam ini terdengar sangat jelas di telinganya, membuat gadis tersadar sesuatu. Gadis langsung meraba kasurnya untuk mencari sebuah alat yang selama ini di sampingnya, handphone. Tangannya meraih handphone itu, kemudian gadis mengecek jam dan tanggal saat itu. Ternyata benar dugaannya, ia terbangun di hari penting. 

Beberapa jam kemudian, gadis masih terlelap dari tidurnya yang sudah terganggu oleh hujan. Tiba-tiba alarm di handphone berdering. Menunjukkan pukul tujuh pagi. Mata gadis berat untuk dibuka. Kepalanya juga berat untuk diangkat. Kemudian cerita ini bersambung.

Kamis, 21 Januari 2016

Tentang Perasaan

Sulit rasanya melihat orang lain berbangga dan berbahagia di saat diri sendiri malu dan sedih.
Bagaimana kita harus bersikap?
Yang bangga dan bahagia, mengucap syukur di depan semuanya. Yang bersedih dan malu hanya bisa menutup diri tanpa satu orang pun tau.

Sebelumnya ga pernah terbesit dipikiranku tentang perasaan orang lain itu, sampai aku yang merasakannya sendiri.
Kadang kesal, bisakah yang bangga dan bahagia itu menutup diri juga? bisakah yang bangga dan bahagia mendukung yang sedih dan malu?
Apalah daya, itu semua hasil dari proses yang telah kita lalui. Tetap saja yang sedih dan malu harus bersyukur.

Dapet inspirasi dari status temen tentang makna perasaan ini.

Hari ini 1 matkul yang kami ambil menunjukkan nilai yang kami dapat. Nilai tersebut dibagikan lewat grup. Adilkah? Ketika melihat yang lain mendapat nilai bagus terus merasa senang, sedangkan nilai yang tidak sebagus mereka hanya diam saja, tak muncul sedikitpun?

Aku sendiri, bersyukur dalam diam, tapi tidak memikirkan perasaan yang lain. Aku sekedar tau, namun hanya diam.

Besok adalah hari yang kami semua nanti, untuk pertama kalinya melihat nilai sendiri di perkuliahan ini dan nilai kami berupa abjad. Pertama kalinya. Aku mungkin terlihat ga panik, tapi aku penasaran dan cemas. Sebelumnya aku ga peduli nilaiku gimana, tapi aku juga gamau semua usaha aku sia-sia. Sebagian berusaha keras, sebagian melakukannya seadanya. Namun kadang hasilnya sama, atau malah sebaliknya. Tak terduga.

Yah, aku berharap ga ada satupun dari kami yang perlu mengulang 1 matkul sekalipun. Aku berharap kami semua mendapat hasil yang baik dan sesuai dengan proses yang telah dijalani. Aamiin.

Thankyou for reading, and also said aamiin for us :)
Jazakumullah

Rabu, 20 Januari 2016

2016

Assalamu'alaikum, halloii everybody!

Udah lama ya aku ga update postingan di blog ini. 
Hmm oke kita mulai.

Aneh gak sih kalo aku udah jadi mahasiswa tp masih curhat di blog pribadi tp bs dibaca publik?
Mungkin kebanyakan orang bakal ngetawain ya. soalnya kan seharusnya mahasiswa itu nulis essai atau tulisan yang bermanfaat. yang punya nilai intelektual. sedangkan aku malah curcol karena liburan ini gabut banget. dan tulisanku pun ga meratiin eyd sama sekali wehehe.

Jadi ceritanya aku ini udah hampir melewati masa semester 1. lagi nikmatin liburan ceritanya. tapi nilai-nilai blm keluar, baru 1 matkul yang kutau nilainya apa. masih blm tenang sebenernya. huf. tapi sabar saja, karna menurut kalender akademiknya, publikasi nilai baru ada tanggal 22 januari besok.

aku heran loh. ga kerasa bisa secepet ini. perasaan blm lama aku lulus SMA. belum lama umurku 17, eh tau2 kemaren jadi 18. padahal kalo jujur, aku bukan mahasiswa yang selama 1 semester ini nikmatin waktunya. aku seperti "diharuskan" begini dan begitu. sampe sekarang aku belum menemukan sesuatu yang bisa menarik perhatian ku di sana. aku masih lebih memilih di rumah. yah tapi selama ini aku juga ga seenaknya sih. aku ngelakuinnya sesuai aturan, dan mengeluarkan big efforts untuk bisa survive sampe sekarang. 

lainnya, ga ada yg bikin aku sreg. i tried to enjoy everything. yah sometimes aku senang, tp entah knp itu semua hanya terasa sesaat, di momen tertentu aja. aku jg blm nemu yg spesial. hm kenapa ya? 

yasudahlah ya wkwk mungkin ini semua karena jauh dr ekspektasi aku. untungnya there are people who can hibur aku. not only one. karena pada akhirnya, kenyataan terkadang tidak sesuai dengan harapan. 

banyak hal yang pengen aku lakuin dr awal. but, yeah, aku ga bisa nemuin atau menciptakannya sendiri. aku need other, tp akunya jg udah ga sama ky yg dulu. aku skrg lebih menutup diri. jadi ya susah buat aku buat wujudin keinginanku sendiri karena kehalang itu. 

kupikir, aku ga bakal kuat. lebay ya? tp bener deh. aku ngerasa ini semua hal yang berat buat aku. aku selalu merasa terbebani. but finally, aku smpai pd liburan ini. walaupun aku harus, kudu, musti, wajib, struggling lebih karena perjalananku masih panjang. 

woaahhh. hahaa. udah deh untuk yg satu ini. kayaknya cukup sebagai permulaan tahun. 
so happy reading, thankyou ;)