Senin, 01 Agustus 2016

terlalu

Barusan adalah tangisan terberat Debby setelah sekian lama.

Hari ini adalah waktu yang ditunggu Debby untuk merekam memori bersama seseorang.
Debby sejak semalam belum tidur, selain karena tidur di sore harinya dan baru bangun malam hari, ia juga tidak ingin memejamkan matanya, takut ketiduran.
Ia sejak pagi menunggu telepon seseorang.
Sampai semua anggota keluarganya meninggalkan ia di rumah sendirian.
Debby menunggu telepon itu berjam-jam.
Menunggu sampai bosan.
Amat bosan.
Tak sabar mendengar kabar bahwa seseorang itu akan menemuinya saat itu juga.
Mulai dari bermain gitar, memakan cemilan, naik turun tangga, mondar-mandir ke segala penjuru rumah, hingga menelepon hp nya sendiri dengan dua telepon rumah, saking bosan dan lelahnya menunggu.
Debby panik dan khawatir karena telepon yang ditunggunya tak datang juga sampai sesiang ini.
Ia berpikir yang tidak-tidak.
Hingga akhirnya Debby pasrah untuk tidak mengharapkan telepon itu lagi.
Walaupun sedari tadi hatinya sesak karena berpikir akan mendapat kabar tidak enak.
Ia meninggalkan hp-nya yang sedang dicharge di kamarnya, pergi menuju kamar sebelah.
Menvoba menghilangkan sesak dan kebosanan.
Beberapa menit setelah kepasrahan, ia mencoba memejamkan mata.
Tiba-tiba Debby mendengar suara yang tidak berhenti-henti.
Suaranya begitu kecil, ia pun tidak hafal dengan suara itu.
Ia keluar dari ruangan tadi, lalu menuju kamarnya.
Ternyata suara itu berasal dari hp-nya.
Itu telepon yang sejak lama Debby tunggu.
Ia ragu untuk mengangkat telepon itu, karena sudah tidak seantusias sebelumnya.
Ia juga takut mendengar kabar yang tidak diinginkan.
Setelah beberapa kali menghela napas, akhirnya ia menjawab telepon dari seseorang yang diharapkan.
Ternyata benar.
Pikiran Debby yang tidak enak menjadi kenyataan.
Walaupun tidak persis seperti yang dipikirkannya,
setidaknya sama-sama bukan yang diinginkan.
Debby sulit berkata-kata.
Ia merasa kehilangan kesadaran.
Dengan nada suara yang tidak ingin didengarnya, begitu ketus suara dari seberang sana.
Hatinya semakin sesak.
Akhirnya Debby pasrah, tidak bisa melawan.
Ia berpikir dengan ia tidak tidur, akan lebih baik karena tidak akan ketiduran jika akan menemui seseorang itu.
Tapi kenyataan berkata lain, ini semua sia-sia.
Apa  yang ia korbankan sia-sia.
Kebosanan dan kelelahan ia menunggu, sia-sia.
Seseorang itu malah menyuruhnya tidur, karena pertemuan itu ditunda beberapa jam.
Sampai pada akhirnya seseorang itu mengucapkan kalimat penutup di telepon karena ingin segera menutupnya,
tak kuasa menahan amarahnya,
Debby membanting hp-nya ke lantai dengan keras.
Ternyata telepon itu belum ditutup, langsung saja Debby menekan tombol end di layar.
Setelah menarik nafas sekali, tak kuasa lagi ia menahan sesaknya.
Air matanya bercucuran deras.
Nafasnyapun berat.
Debby menangis dengan kerasnya.
Selama beberapa menit.
Sampai sekarang, ia masih tidak mengerti.
Tidak mengerti apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
Tidak mengerti kenapa ia begitu kecewa.
Tidak mengerti kenapa semuanya seperti ini.

-----------
Begitulah cerita Debby.
Yang gue tangkep dari tulisan di atas sih cuma :
Emang, terlalu peduli, terlalu perhatian, terlalu berharap, pokoknya yang berlebihan terhadap seseorang itu emang bakalan dapet yang terlalu juga.
terlalu nyesek, terlalu kecewa, terlalu sakit,
makanya jangan berlebihan guys wkwkwk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar