Selasa, 25 September 2012

Pangeran Kopi (part 3)

           Zan sebenarnya bukan tipe laki-laki yang aku suka. Dia jauh berbeda dengan laki-laki yang pernah aku sukai. Karena biasanya orang seperti Zan, hanya cukup menjadi "idola" karena ketampanannya. Tapi entah mengapa sepertinya aku terlalu dalam untuk sekedar mengidolakannya. Perasaanku melebihi seorang fans. Apa mungkin aku.. Aku sendiri tidak tahu.
         Semakin sering aku berpapasan dengannya, sepertinya perasaanku pun ikut bertambah. Awalnya aku tidak peduli dengan perasaanku. Toh aku sekedar fansnya. Tapi semakin hari semakin aku tergila-gila padanya. Seperti ketika pulang sekolah. Lagi-lagi momen spesial itu terjadi saat pulang sekolah. Aku menunggu temanku keluar kelas, karena terlalu lama dan membosankan aku pamit untuk tunggu didepan sekolah. Niatku sih untuk mencari Zan, tapi ternyata dia tidak ada di parkiran seperti biasanya. Akupun menyerah dan tidak lagi berharap bertemu dengan Zan saat itu. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kantin, untuk membeli sebotol teh kemasan. Saat aku menelusuri koridor dan ingin membelokkan arah jalan ku, tak kusangka, Zan dari arah yang berlawanan berjalan keluar dari kantin dan aku berpapasan dengan Zan! Ya Tuhan, terimakasih telah mempertemukan aku dengannya. Rasanya aku tidak bisa menahan rasa senang dan ingin loncat kegirangan. Tapi tak mungkin aku lakukan itu, dia juga sepertinya kaget melihatku. Dan ekspresinya sangat menggemaskan. Sambil menyedot teh kotak yang digenggamnya, matanya melebar. Ah dia memang lucu. 
           Benar-benar tidak ku duga, dia ada di kantin. Selesai membeli minum, aku beranjak ke parkiran motor dan menemui temanku. Dua temanku sudah menunggu lama ternyata, padahal hanya ku tinggal sebentar. Ku pikir, Zan sudah pulang, ternyata dia masih duduk manis di jok motornya sambil menatap layar hp dengan serius. Lagi-lagi rasanya aku ingin teriak sekeras mungkin, tapi itu sangat memalukan. Zan dan aku berhadapan hanya saja dipisahkan jarak yang cukup jauh. Dia sempat melirik ke arahku. Entah sengaja atau tidak. Setidaknya dia sekarang sering melirik ke arah ku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar